A social support for housewives with HIV/AIDS through a peer support group

Muchlis Achsan Udji Sofro*  -  Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Ema Hidayanti  -  Universitas Islam Negeri Walisongo, Indonesia

(*) Corresponding Author
Housewives with HIV/AIDS are faced with internal problems because the virus continues to invade their bodies and external problems such as caring for their husbands and children infected with HIV/AIDS, stigma and discrimination, maintaining family integrity and even taking responsibility for economic problems when the husband dies. They need social support. One of the most important sources of social support is peers, especially for those who have not done open status to the family. Peer support can be obtained through Peer Support Groups (KDS) through counseling, education, and information. This qualitative research using the methodo­logy approach tries to explore the social support that is obtained by housewives with HIV/AIDS through peer support groups that they participate in General Hospital Dr. Kariadi Semarang. Research involving 15 informants shows that peer support groups can provide social support for them, including information support about the treatment and development of HIV/AIDS; emotional support, self-esteem support, and network support such as intensive communication and strong friendships; and real assistance: venture capital assistance, business skills, and assistance in accessing treatment

Keywords: social support; housewife with HIV/AIDS; Peer Support Group

  1. Astuti, A., & Budiyani, K. (2012). Hubungan antara dukungan sosial yang diterima dengan kebermaknaan hidup pada ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Jurnal Insight, 1–10.
  2. Azwar, S. (2014). Metodologi penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  3. Bachrun, E. (2017). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat antiretroviral pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). 2-Trik: Tunas-Tunas Riset Kesehatan, 7(1), 57–61.
  4. Bukhori, B. (2012). Hubungan kebermaknaan hidup dan dukungan sosial keluarga dengan kesehatan mental narapidana (Studi kasus nara pidana Kota Semarang). Ad-Din, 4(1), 1–19.
  5. Bukhori, B., Hassan, Z., Hadjar, I., & Hidayah, R. (2017). The effect of sprituality and social support from the family toward final semester university students’ resilience. Man in India, 97(19), 313–321.
  6. Catur, W. E. (2018). Kenapa ibu rumah tangga tertular HIV/AIDS, inilah penjelasannya. Retrieved from https://jateng.tribunnews.com/2018/11/28/kenapa-ibu-rumah-tangga-rawan-tertular-hivaids-inilah-penjelasannya
  7. Coursaris, C. K., & Liu, M. (2009). An analysis of social support exchanges in online HIV/AIDS self-help groups. Computers in Human Behavior, 25(4), 911–918. https://doi.org/10.1016/
  8. j.chb.2009.03.006
  9. Deekshitulu, B. (2015). Stress aspects in HIV diseae. The International Journal of Indian Psychology, 3(SI), 75–80. Retrieved from http://oaji.net/articles/2015/1170-1448527010.pdf
  10. Diatmi, K., & Fridari, I. G. A. D. (2014). Hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di Yayasan Spirit Paramacitta. Jurnal Psikologi Udayana, 1(2), 353–362. https://doi.org/10.24843/jpu.v1i2.25103
  11. Dirjen Pengendalian dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI. (2018). Laporan perkembangan HIV/AIDS dan infeksi menular seksual triwulan II tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Retrieved from siha.depkes.go.id
  12. Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham RI. (2011). Buku saku dukungan sebaya di Lapas/Rutan. Jakarta: Kemenkumham RI.
  13. Hawari, D. (2010). Al-Qur’an: Ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.
  14. Hidayanti, E., Hikmah, S., Wihartati, W., & Handayani, M. R. (2016). Kontribusi konseling Islam dalam mewujudkan palliative care bagi pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Religia, 19(1), 113–132. https://doi.org/10.28918/religia.v19i1.662
  15. Husna, C. (2013). Analisis dukungan sosial dengan kepatuhan therapy antiretroviral (ARV) pada pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus RSUD. Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal Ilmu Keperawatan, 1(1), 9–19.
  16. Indriani, R., & Nodia, F. (2016). Menkes: Kasus HIV/AIDS tertinggi dialami ibu rumah tangga. Retrieved from https://www.suara.com/health/2016/12/01/160917/menkes-kasus-hiv-aids-tertinggi-dialami-ibu-rumah-tangga
  17. Jia, H., Uphold, C. R., Wu, S., Reid, K., Findley, K., & Duncan, P. W. (2004). Health-related quality of life among men with HIV infection: effects of social support, coping, and depression. AIDS Patient Care and STDs, 18(10), 594–603. https://doi.org/10.1089/apc.2004.18.594
  18. Kalichman, S. C., DiMarco, M., Austin, J., Luke, W., & DiFonzo, K. (2003). Stress, social support, and HIV-status disclosure to family and friends among HIV-positive men and women. Journal of Behavioral Medicine, 26(4), 315–332. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12921006
  19. Komisi Pemberantasan AIDS Nasional. (2011). Rangkuman Eksekutif Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia 2006-2011. Jakarta: KPAN.
  20. Kusprayogi, Y., & Nashori, F. (2016). Kerendahhatian dan Pemaafan pada Mahasiswa. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 1(1), 12. https://doi.org/10.21580/pjpp.v1i1.963
  21. Mann, M., Hosman, C. M. H., Schaalma, H. P., & de Vries, N. K. (2004). Self-esteem in a broad-spectrum approach for mental health promotion. Health Education Research, 19(4), 357–372. https://doi.org/10.1093/her/cyg041
  22. Mardhiati, R., & Handayani, S. (2012). Peran dukungan sebaya dalam meningkatkan mutu hidup ODHA di Indonesia tahun 2011. Jakarta: Yayasan Spiritia.
  23. Miller, R., Goldman, E., & Bor, R. (1994). Application of a family systems approach to working with people affected by HIV disease – two case studies. Journal of Family Therapy, 16(3), 295–312. https://doi.org/10.1111/j.1467-6427.1994.00798.x
  24. Narbuko, C., & Achmadi, A. (2005). Metodologi penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
  25. Priyanto, A. (2009). Komunikasi dan konseling aplikasi dalam pelayanan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
  26. Ramadhan, H. (2013). Tingginya angka HIV/ AIDS di kalangan ibu rumah tangga. Retrieved from https://www.jurnalperempuan.org/tingginya-angka-hivaids-dikalangan-ibu-rumah-tangga.html
  27. Romadhani, R. K., & Sutarmanto, H. (2017). Dinamika dukungan sosial bagi orang dengan HIV/AIDS. Jurnal Penelitian Humaniora, 22(2), 99–110. https://doi.org/10.1258/ijsa.2008.008348
  28. Sofro, M. A. U., & Sujatmoko, S. A. (2015). Sehat dan sukses dengan HIV/AIDS. Jakarta: Elex Media Komputindo Gramedia.
  29. Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  30. Suyanto, & Sutiyah. (2005). Metodologi ilmu sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  31. Taufiq, A. (2005). Konseling kelompok bagi individu berpenyakit kronis. In M. Supriatna & A. J. Nurihsan (Eds.), Pendidikan dan konseling di era gobal dalam perspektif Prof. DR. M. Dahlan. Bandung: Rizki Press.
  32. Udobong, R. (2015). Coping strategy of women with HIV-AIDS: Influence of care-giving, family social attitude, and effective communication. Science Journal of Public Health, 3(1), 107–113. https://doi.org/10.11648/j.sjph.20150301.29

Open Access Copyright (c) 2019 Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Faculty of Psychology and Health, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Jl. Prof. Dr. HAMKA, Kampus III, Tambakaji Ngaliyan Semarang 50185 Central Java - Indonesia
website: fpk.walisongo.ac.id

 
Visitor Statistics
apps