FENOMENA MASYARAKAT MUSLIM BEROBAT KE GEREJA DAN KELENTENG

Tuti Qurrotul Aini*  -  Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia

(*) Corresponding Author
Makalah ini memaparkan bagaimana masyarakat Semarang dengan mengambil sampel masyarakat di sekitar pasar Johar yang dekat dengan kelenteng Tai Kak Sie berusaha memenuhi kebutuhan dasarnya akan kesehatan fisik yang sebagian besar dari mereka lebih sering berobat ke poliklinik-poliklinik di gereja atau dikelenteng daripada ke pusat-pusat kesehatan milik pemerintah ataupun yayasan Islam. Penulis ingin menyingkap alasan-alasan dari perilaku berobat mereka yang menurut ajaran Islam (dengan merujuk ke kitab tertentu) tidak diperbolehkan karena masih banyak dokter dan rumah sakit Islam yang bisa melayani kesehatan msyarakat tersebut.  Berdasarkan data yang terbatas melalui teknik wawancara dengan para responden dapat disimpulkan bahwa fenomena masyarakat muslim berobat ke pelayanan kesehatan non muslim yaitu poliklinik di gereja dan kelenteng dengan dokter-dokter non-muslim dan dari etnis Cina lebih dominan dikarenakan alasan pelayanan yang memuaskan dan bisa memberikan sugesti kepada para pasien untuk sembuh. Dan karena mereka menganut paham multikulturalisme yang menghilangkan batas agama dan ras dalam melakukan aktifitas tertentu. Budaya berobat tersebut dilakukan oleh mereka yang mengetahui hokum berobat ke non muslim dan mereka yang tidak mengetahui. Jadi kalau dilihat dari fenomena keagamaan, pengetahuan mereka tentang agama tidak mempengaruhi budaya berobat mereka.

Keywords: berobat, masyarakat muslim, gereja, kelenteng

Open Access Copyright (c) 2017 At-Taqaddum : Jurnal Peningkatan Mutu Keilmuan dan Kependidikan Islam

At-Taqaddum
Published by Lembaga Penjaminan Mutu
Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang
Jl. Walisongo No.3-5 Semarang 50185, Indonesia
Phone: +62 857-1999-1679
Website: https://lpm.walisongo.ac.id/
Email: attaqaddum@walisongo.ac.id 
 
 
apps