Pesantren and madrasa-based digital literacy practices: The case of the Darunnajah Islamic Boarding School, Jakarta

Deden Mauli Darajat*  -  Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, Indonesia
Iding Rosyidin  -  Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, Indonesia
Dedi Fahrudin  -  Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, Indonesia

(*) Corresponding Author

Islamic boarding schools (pesantren) and madrasas have their own tradition of implementing digital literacy. This article aims to answer how digital literacy is practiced in Darunajah Islamic boarding schools? The method used in this study is a participatory method that involves research subjects in the research process. There are three digital literacy treatments given to subjects, namely content creator training, video making training, and Islamic journalism training. The results show that the students who are the subject of the research have the ability to become content creators, can produce videos, and understand journalistic work. The students carry out these three aspects based on the moral values of the pesantren. In addition, the students have the ability to read and understand digital media. One of the emphasis in digital literacy is on hoax news. As many as 75% of digital literacy participants stated that if they get news, they will check the truth. Uniquely, the santri emphasize the values and traditions of the pesantren in showing literate behavior. Thus, this study can contribute to the development of digital literacy based on Islamic boarding schools' values.

***

Pesantren dan madrasah memiliki tradisi sendiri dalam menerapkan literasi digital. Artikel ini bertujuan untuk menjawab bagaimana praktik literasi digital di pesantren Darunajah? Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode partisipatif dengan melibatkan subjek penelitian dalam proses penelitian. Terdapat tiga treatment literasi digital yang diberikan kepada subjek yaitu pelatihan content creator, pelatihan pembuatan video, dan pelatihan jurnalistik Islam. Hasilnya menunjukkan bahwa santri yang menjadi subjek penelitian memiliki kemampuan untuk menjadi konten creator, dapat memproduksi video, dan memahami kerja jurnalistik. Para santri melakukan ketiga aspek tersebut berbasis pada nilai moral pesantren. Selain itu, para santri memiliki kemampuan membaca dan memahami media digital. Salah satu penekanan dalam literasi digital adalah tentang berita hoaks. Sebanyak 75% peserta literasi digital menyatakan bahwa jika mereka mendapatkan berita maka mereka akan mengecek kebenarannya. Uniknya para santri menekankan nilai-nilai dan tradisi pesantren dalam menunjukkan perilaku literate. Dengan demikian, studi ini dapat berkontribusi bagi pengembangan literasi digital yang berbasis pada nilai-nilai pesantren.

Keywords: digital media; Darunnajah; literacy; pesantren values.

  1. Abdullah & Darajat, D. M. (2016). Peran humas Pondok Modern Darusslam Gontor (PMDG) dalam membangun lembaga pendidikan. ETTISAL: Journal of Communication, 1 (2). http://dx.doi.org/10.21111/ettisal.v1i2.716.
  2. Abyan, G. S. (2020). Strategi literasi media mahasantri Gontor 2 dalam mencegah isu hoax. Sahafa: Journal of Islamic Communication, 2(2). http://dx.doi.org/10.21111/sjic.v2i2.4138.
  3. Aeni, N. (2020). Pengelolaan pendidikan literasi media di Pondok Pesantren Wali Salatiga [Tesis magister, Universitas Negeri Semarang]. UNNES Repository. http://lib.unnes.ac.id/40195/1/1201416068.pdf.
  4. Afandi, A. (2012). Modul Participatory Action Research (PAR) untuk pengorganisasian masyarakat (community organizing). LPM IAIN Sunan Ampel.
  5. Bahri, S. (2021). Literasi digital menangkal hoaks covid-19 di media sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi, 10(1), 16-28. Retrieved from https://jkms.ejournal.unri.ac.id/index.php/JKMS/article/view/7452.
  6. Bakti, A. F., & Lecomte, I. (2015). The integration of dakwah in journalism: peace journalism. Jurnal Komunikasi Islam, 5(1), 185-203. https://doi.org/10.15642/jki.2015.5.1.185-203.
  7. Baran, S. J. (2004). Introduction to mass communication: Media literacy and culture. McGraw-Hill.
  8. Darajat, D. M. (2021). Media literacy in Panancangan village, Cibadak District, Lebak Regency, Banten Province. MIMBAR Agama Budaya, 38 (1), 49-57. https://doi.org/10.15408/mimbar.v38i1.21033.
  9. Darajat, D. M. (2021). Analisis Khutbah Syamiyah; manifesto kebangkitan umat Islam karya Badiuzzaman Said Nursi perspektif meanings and media. Jurnal Al-Mubin, 4 (2), 51-64. https://doi.org/10.51192/almubin.v4i2.129.
  10. Darajat, D. M., & Rahmi, C. (2021). Kyai Zainuddin Amir's dakwah strategy in spreading Islamic values in Baduy tribe community. Jurnal Mimbar Agama Budaya, 38 (2). 96-105. https://doi.org/10.15408/mimbar.v38i2.25169.
  11. Darajat, D. M., & Muhtadi. (2020). Strategi literasi politik untuk mendukung kesejahteraan masyarakat desa. Sosio Informa, 6 (3), 305-317. https://ejournal.kemsos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/view/2422/0.
  12. Darwanto, S. S. (1992). Produksi acara televisi, diklat ahli multimedia (MMTC). UIN Jakarta Press.
  13. Fadli, M. R., & Dwiningrum, S.I. (2021). Pesantren’s digital literacy: An effort to realize the advancement of pesantren education. Ulul Albab: Jurnal Studi Islam, 22 (2), 118-159. https://doi.org/10.18860/ua.v22i2.14221.
  14. Faisol, A. (2005). Metode dan teknik kuliah kerja nyata transformatif: Implementasi Participatory Action Research (PAR) dan Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk aksi perubahan sosial. P3M STAIN Surakarta.
  15. Fred, W. (1997). Dasar-dasar produksi program televisi. Grasindo.
  16. Hamzah, R.E., & Putri, C.E. (2020). Mengenal dan mengantisipasi hoax di media sosial pada kalangan pelajar. Jurnal Abdi Moestopo, 3 (1), 9-12. https://doi.org/10.32509/am.v3i01.1361.
  17. Hidayat, D.R. (2011). Panduan sosialisi literasi media televisi: Pegangan untuk narasumber. Komisi Penyiaran Indonesia.
  18. Midgley, J. (2005). Pembangunan sosial: Perspektif pembangunan dalam kesejahteraan sosial. Diperta Islam Departemen Agama RI.
  19. Mowlana, H. (2007). Theoretical perspectives on Islam and communication. China Media Research, 3 (4), http://www.chinamediaresearch.net.
  20. Ni'mah, N., Fitri, A., & Fitri, F. (2022). Tingkat pengetahuan literasi media pada mahasantri di Pondok Pesantren Fadhul Fadhlan Semarang. Islamic Communication Journal, 7(1), 19-34. doi:https://doi.org/10.21580/icj.2022.7.1.9734.
  21. Nugraha, E. (2015). Modul pembekalan kuliah kerja nyata. Pusat Pengabdian kepada Masyarakat.
  22. Rahmi, C., Rubiyanah., & Darajat, D.M. (2021). Manajemen strategi literasi politik di komunitas keagamaan. Jurnal Stie Ganesha (Ekonomi & Bisnis), 5 (1), 15-28.
  23. Siddiq, M. (2017). Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta (Studi etnografi). Jurnal Almakrifah, 14 (1), 24-36. https://doi.org/10.21009/almakrifah.14.02.02
  24. Yanti, S.M. (2021). Dakwah media sosial dalam literasi pesantren An-Nashiha: Journal of Broadcasting and Islamic Communication Studies, 1 (2), 62-68. https://doi.org/10.55352/an-nashiha.v1i2.338
  25. Zarkasyi, A. S. (2005). Manajemen pesantren: Pengalaman Pondok Modern Gontor. Trimurti Press.

Open Access Copyright (c) 2022 Islamic Communication Journal
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Islamic Communication Journal
Published by the Department of Islamic Communication and Broadcasting
Faculty of Da'wa and Communication UIN Walisongo Semarang
Jl Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Phone: +62 858-6727-8693 (Admin ICJ)
Website: https://fakdakom.walisongo.ac.id/

ISSN: 2541-5182 (Print)
ISSN: 2615-3580 (Online)


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

 
apps