Ideology and power relations in Ice-Cold documentary film: An Islamic communication perspective
DOI:
https://doi.org/10.21580/icj.2024.9.2.22861Keywords:
ideology, power, Ice-Cold, documentary film, mediaAbstract
The Ice-Cold documentary exposes Jessica Wongso's cyanide case, revealing legal irregularities and sparking critical discussion on media narratives. Prior studies highlight media’s influence on public opinion but overlook how ideology and power are embedded in narratives. This research fills that gap by analyzing their reflection in the documentary Ice Cold. This theory incorporates Islamic concepts such as istidl’af (Al-Qasas 5), musyawarah (Ali Imran 159), and khalaqah from the Prophet’s hadiths. Using qualitative discourse analysis, it explores the relationship between messages, ideology, and power. This study examines the relationship between ideology and power in the film Ice Cold, using Gill Branston and Roy Stafford’s theory and public perceptions post-release. Using media, communication, and da'wah approaches resulted in an analysis showing the power behind this case and how the social class between Jessica and Mirna can lead to public opinion. It is essential to acknowledge the possible non-neutrality of media and documentary films and the importance of critically assessing information obtained from the press. This research makes an academic contribution by expanding the study of ideology and power in the media by integrating Islamic concepts in discourse analysis. It also offers a new interdisciplinary perspective, linking communication theory, da'wah, and social representation to reveal power dynamics and ideological construction in documentary film narratives.
*****
Film dokumenter Ice-Cold mengulas kasus sianida Jessica Wongso yang mengungkap kejanggalan hukum dan memicu dialog kritis mengenai narasi media. Studi sebelumnya membahas pengaruh media terhadap opini publik, tetapi mengabaikan bagaimana ideologi dan kekuasaan tertanam dalam narasi tersebut. Penelitian ini melengkapi gap tersebut dengan menganalisis refleksinya dalam dokumenter Ice-Cold. Teori ini mengintegrasikan konsep-konsep Islam seperti istidl’af (Al-Qasas ayat 5), musyawarah (Ali Imran ayat 159), dan khalaqah dari hadits Nabi. Dengan menggunakan metode kualitatif dan analisis wacana, teori ini mengeskplorasi hubungan antara pesan film, ideologi dan kekuasaan. Penelitian ini mengkaji hubungan antara ideologi dan kekuasaan dalam film ice Ice-Cold dengan menggunakan teori Gill Branston dan Roy Stafford serta persepsi publik setelah film tersebut dirilis. Dengan menggunakan pendekatan media, komunikasi, dan dakwah menghasilkan sebuah analisis yang menunjukkan kekuatan di balik kasus ini serta bagaimana kelas sosial antara Jessica dan Mirna dapat menggiring opini publik. Penting untuk mengakui kemungkinan ketidaknetralan media dan film dokumenter dan pentingnya menilai secara kritis informasi yang diperoleh dari pers. Penelitian ini memberikan kontribusi akademik dengan memperluas kajian ideologi dan kekuasaan dalam media melalui integrasi konsep-konsep Islam dalam analisis wacana. Juga menawarkan perspektif baru yang bersifat interdisipliner, yang menghubungkan teori komunikasi, dakwah, dan representasi sosial, untuk mengungkap dinamika kekuasaan dan konstruksi ideologi dalam narasi film dokumenter.
Downloads
References
Ali, Z. (2006). Filsafat hukum. Sinar Grafika.
Ali, Z. Z. (2017). Pemikiran hegemoni Antonio Gramsci (1891- 1937) di Italia. Yaqzhan, 3(2).
Alkhajar, E. N. S., Yudiningrum, F. R., & Sofyan, A. (2013). Film sebagai propaganda di Indonesia. Forum Ilmu Sosial, 40(2), 189–200.
Aryowibowo, D., & Vera, N. (2024). Analisis semiotika pada karakter Edi Darmawan di film Ice Cold: Murder, coffee, Jessica. INNOVATIVE: Journal of Social Science Research, 4(2), 3572–3587.
Badruzaman, A. (2007). Teologi kaum tertindas: Kajian tematik ayat-ayat mustadh’afin dengan pendekatan keindonesiaan (Cet. 1). Kerjasama Pustaka Pelajar [dengan] P3M STAIN Tulungagung.
Bakti, A. F. (2000). The contribution of dakwah to communication studies: Risale-i Nur collection perspective. Review of Human Factor Studies, 6(1), 1–32.
Bakti, A. F. (2013). Multiculturalism in Indonesia: A communication perspective. In J. E. Naji & Y. Théorêt (Eds.), Réflexions sur les diversités mondiales. Editions Maghrébines.
Branston, G., & Stafford, R. (2003). The media student’s book. Routledge.
Branston, G., & Stafford, R. (2010). The media student’s book (0 ed.). Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203850640.
Christa, R. (2023, Oktober). Siapa Rob Sixsmith? Ini profil sutradara film ice cold yang bikin kasus kopi sianida viral lagi. Harian Disway. https://harian.disway.id/read/733833/siapa-rob-sixsmith-ini-profil-sutradara-film-ice-cold-yang-bikin-kasus-kopi-sianida-viral-lagi.
Devi, A. (2023, Oktober). Film Ice Cold dinilai pakar komunikasi berperan jadi media kontrol sosial. detik.com. https://www.detik.com/jatim/berita/d-6979399/film-ice-cold-dinilai-pakar-komunikasi-berperan-jadi-media-kontrol-sosial.
Dianto, I., Bakti, A. F., & Rosyidin, I. (2021). Ideological and media discourse study of Nasrudin Joha’s political article. Islamic Communication Journal, 6(2), 119–140. https://doi.org/10.21580/icj.2021.6.2.8140.
Efendi, J., & Ibrahim, J. (2018). Metode penelitian hukum: Normatif dan empiris. Prenada Media.
Fairclough, N. (2013). Critical discourse analysis: The critical study of language (2. ed., [Nachdr.]). Routledge.
Faizah, F., & Kurniawan, A. (2021). Mustad’afin’s interpretation as a paradigm for building religious moderation. Jurnal Studi Sosial Keagamaan Syekh Nurjati, 1(1), 1–16. https://doi.org/10.24235/sejati.v1i1.4.
Farisqi, M. R. A., Anindya, V., Febriansyah, Z., & Hosnah, A. U. (2023). Teka-teki kejanggalan dalam kasus pidana pembunuhan “kopi sianida.” Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora, 1(5), 300–307.
Foucault, M., & Sheridan, A. (1990). Politics, philosophy, culture: Interviews and other writings 1977 - 1984 (L. D. Kritzman, Ed.; Paperback, l. publ. 1988). Routledge.
Hall, S. & Open University (Eds.). (1997). Representation: Cultural representations and signifying practices. Sage in association with the Open University.
Handrihadi, A., Bakar, A. A., & Basri, H. (2024). Pilar dan konstelasi musyawarah perspektif Al-Qur’an. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 9(1), 689–698. https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i1.15150
Irawanto, B. (2004). Film propaganda: Ikonografi kekuasaan. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, 8(1), 1–16.
Karl G. Heider. (2006). Ethnographic film (pp. 50–109). University of Texas Press. https://doi.org/10.7560/714588-005
Karnanta, K. Y. (2012). Ekonomi politik film dokumenter Indonesia dependensi industri film dokumenter Indonesia kepada lembaga donor asing. Lakon: Jurnal Kajian Sastra Dan Budaya, 1(1).
Nurhapipah, D. (2023, December). Ice Cold: Murder, coffee, and Jessica Wongso—Apakah Jessica, pelakunya? Atau korban dari ketidakadilan? Kompasiana.com. https://www.kompasiana.com/devinanurhapipah/657518fb12d50f555e0aac04/ice-cold-murder-coffee-and-jessica-wongso-apakah-jessica-pelakunya-atau-korban-dari-ketidakadilan.
Kusnadi, A., & Saefudin, I. (2019). Nilai-nilai keragaman pada pancasila perpektif Al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 13. Jurnal Al-Qalam, 7(2), 1–12.
Larisu, Z., Sholikah, D. I., Jacob, M. S. A., Rusmala, & Mitrin, A. (2024). The film “Ice Cold: Murder, coffee, and Jessica Wongso” between commercialization or new direction. Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal, 6(2), 1089–1096. https://doi.org/2656-4691.
Marini, M., Amallah, N. S., Bakti, A. M. F., & Sanjaya, M. (2023). Propaganda pemberitaan Jokowi pada pemilu 2014 di Majalah Tempo dalam perspektif ideologies and power. El Madani: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam, 4(01), 29–46. https://doi.org/10.53678/elmadani.v4i01.1192.
Marta, R. F. (2017). Esensi dan pemetaan teoretisasi media komunikasi dalam perspektif Karl Marx. Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 2(02), 117–123. https://doi.org/10.30813/bricolage.v2i02.839.
Mola, M. S. R. (2023). Dampak media massa terhadap terbentuknya opini masyarakat: Film Ice Cold: Murder, coffee and Jessica Wongso di netflix. Jurnal Jurnalistik dan Media, 1(1), 15–21.
Morley, D., & Chen, K.-H. (2011). Stuart Hall: : Critical dialogues in cultural studies. Routledge.
Mubarok, A. A. (2019). Musyawarah dalam perspektif Al-Quran. MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, 4(2), 147–160. https://doi.org/10.24090/maghza.v4i2.3550
Mukhlis. (2009). Islam dan pemberontakan terhadap status quo: Telaah atas pemikiran teologi sosial Ali Syariati. Ulumuna, 3(2), 395–396.
Muttaqin, Z., Muslimah, F., Bakti, A. M. F., & Razak, Y. (2023). Pemerintah, civil society, dan akomodasi media dalam polemik pemindahan dan pembentukan Ibu Kota Negara Baru. Jurnal Studi Jurnalistik, 5(1), 1–22. https://doi.org/10.15408/jsj.v5i1.29962
Nirmala, D. P., & Kristiyono, J. (2024). Analisis resepsi citra diri Jessica Wongso dalam film dokumenter “Ice Cold: Murder, coffee and Jessica Wongso.” Digicom : Jurnal Komunikasi dan Media, 4(3), 313–318. https://doi.org/10.37826/digicom.v4i3.826.
Nugroho, A. (2015). Pengaruh pemikiran Islam revolusioner Ali Syari’ati terhadap revolusi Iran. Jurnal Studi Islam, 15(2), 190–206.
Nursi, B. S. (2004). The Flashes Collection, from the Risale-i Nur Collection. Sozler Nesriyat San.
Nuzan, N. D., & Burnama, Y. (2023). Analisis kasus hukum kopi sianida Mirna Salihin: Implikasi hukum pidana dan prosedur hukum Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan, 7(2), 2051–2055.
Putra, A. D. (2016). Tercipta opini, seakan-akan Jessica-lah pelaku sesungguhnya. kompas.com. https://megapolitan.kompas.com/read/2016/06/15/13464741/.tercipta.opini.seakan-akan.jessica-lah.pelaku.sesungguhnya.
Ramadoni, M. A., & Bakti, A. F. (2023). Program dakwah pada “channel youtube Ustadz Adi Hidayat official” perspektif audiences. Qaulan: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 4(1), 51–61.
Ramadoni, M. A., Bakti, A. M. F., Darajat, D. M., & Jakarta, U. S. H. (2023). Indonesia lawyers club (ILC) scene communication in production media perspective. Jurnal Komunikasi Islam Dan Kehumasan, 7(1).
Rusadi, U. (2015). Kajian media: Isu ideologis dalam perspektif, teori dan metode. PT. Rajagrafindo Persada.
Sarbaini, A., Natsir, N. F., & Haryanti, E. (2022). Integrasi “ilmu dan agama” sebagai Islamisasi ilmu pengetahuan. Ri’ayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan, 7(01). https://doi.org/10.32332/riayah.v7i01.5067.
Setiawan, A. T., Bakti, A. F., Hermansah, T., & Rizky, K. (2021). Telaah film “Dance With Wolves” melalui teori genre dalam perspektif Islam. Komunike: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 1.
Siregar, N. M., Hidayat, A., & Marlina, D. (2023). Mempertegas hukum dan mengawal pembangunan nasional dengan pendekatan pers yang humanis: (Media dan masyarakat). Interaksi Peradaban: Jurnal Komunikasi dan penyiaran Islam, 3(2), 177–188.
Sugiyono, Prof. Dr. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. (13th ed.). Alfabeta.
Syariati, A. (1996). Humanisme: Antara Islam dan mazhab Barat (A. Muhammad, Trans.; 2nd ed.). Pustaka Hidayah.
Wahyuni, F. N., & Safira, F. P. (2024). Analisis framing pemberitaan kasus kopi sianida dalam film dokumenter melalui layanan streaming online netflix. Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(1).
Wibawa, D. (2020). Wartawan dan netralitas media. Communicatus: Jurnal Ilmu komunikasi, 4(2), 185–206. https://doi.org/10.15575/cjik.v4i2.10531
Winarno, S. (2023). Meresepsi film Ice Cold: Murder, coffee and Jessica Wongso. Jawapos.com. https://www.jawapos.com/opini/013063386/meresepsi-film-ice-cold-murder-coffee-and-jessica-wongso?page=2.
Yanti, R., & Yusuf, H. (2024). Kasus Jessica Kumala Wongso: Pengadilan yang dianggap sesat kemudian hari. Jurnal Hukum Bisnis, 13(1), 1–7. https://doi.org/10.47709/hukumbisnis.v13i01.3471
Zubaidah, S. (2019). Pendidikan karakter terintegrasi keterampilan abad Ke-21. Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-Saintika, 3(2), 1–24. https://doi.org/10.36312/e-saintika.v3i2.125.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Islamic Communication Journal
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright
The copyright of the received article shall be assigned to the journal as the publisher of the journal. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles. Therefore, the author must submit a statement of the Copyright Transfer Agreement.*)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
In line with the license, authors and third parties (readers, researchers, and others) are allowed to share and adapt the material only for non-commercial purposes. In addition, the material must be given appropriate credit, provided with a link to the license, and indicated if changes were made. If authors and third parties (readers, researchers, and others) remix, transform or build upon the material, they must distribute their contributions under the same license as the original.
*) Authors whose articles are accepted for publication will receive confirmation via email to send a Copyright Transfer Agreement.