Communication-based on local wisdom as a fortress of family resilience in the era of globalization: Experiences from Javanese speech culture
DOI:
https://doi.org/10.21580/icj.2022.7.1.8837Keywords:
communication, family resilience, local wisdom, marriage.Abstract
This study discusses the urgency of communication in a family relationship. The author makes use of communication-based on Javanese local wisdom as an effort to build family resilience in the era of globalization. The method used is descriptive-analytic in explaining the communication based on Javanese local wisdom in the family is realized to build family resilience in the era of globalization. The results of this study show that the local wisdom of Java; 1) "ana catur mungkur," 2) "yen ana rembug dirembug, nanging olehe ngrembug kanthi ati sing sareh," and 3) "aja tumindak grusa-grusu, nanging tumindak kanthi landesan pikiran kang wening," is a local Wisdom of Java that has philosophical, cultural, and moral values that can be used for effective communication as an effort to build family resilience. The three local wisdom of Java can be realized openness, mutual care, and mutual protection. These attitudes make communication within a family better. If the communication pattern is well-realized, the family resilience will be better according to the function and purpose of the family itself.
***
Tulisan ini fokus membahas tentang urgensi komunikasi dalam sebuah hubungan keluarga. Penulis menggunakan komunikasi berbasis kearifan lokal Jawa sebagai upaya membentuk ketahanan keluarga di era globalisasi. Studi ini merupakan kajian kepustakaan (library research) dengan metode deskriptif-analitik dalam menjelaskan bagaimana komunikasi berbasis kearifal lokal Jawa dalam keluarga dapat digunakan sebagai upaya membentuk ketahanan keluarga di era globalisasi. Hasil studi menunjukkan bahwa kearifan lokal berupa tutur Jawa; 1) “ana catur mungkur,” 2) “yen ana rembug dirembug, nanging olehe ngrembug kanthi ati sing sareh,” dan 3) “aja tumindak grusa-grusu, nanging tumindak kanthi landesan pikiran kang wening,” merupakan kearifan lokal Jawa yang mempunyai nilai-nilai filosofis, budaya, dan moral yang dapat digunakan untuk komunikasi yang efektif sebagai benteng ketahanan keluarga. Ketiga kearifan lokal Jawa tersebut mewujudkan sikap keterbukaan, saling memahami, dan saling menjaga. Sikap-sikap tersebut menjadikan komunikasi dalam sebuah keluarga lebih baik. Jika pola komunikasi telah terwujud dengan baik, maka ketahanan keluarga pun akan semakin baik sesuai fungsi dan tujuan keluarga itu sendiri.
Downloads
References
AJPII & Indonesia Survey Center. (2020). Laporan survei internet APJII 2019-2020.
Al Husain, A. H. (2020). Komunikasi kesehatan dokter dan pasien berbasis kearifan lokal Sipakatau di masa pandemi. Jurnal Ilmu Komunikasi, 18(2), 126–141. https://doi.org/10.31315/jik.v18i2.3546.
Amitra, C. A. (2019). Penerapan komunikasi budaya 3S (sipakatau, sipakalebbi, sipakainge) dalam pembinaan lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa. Kareba. Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(1), 222–230. https://doi.org/10.31947/kareba.v8i1.8905.
Anwar, F. (2017). Perubahan dan permasalahan media sosial. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 1(1), 137–144. http://dx.doi.org/10.24912/jmishumsen.v1i1.343.
Apriliani, F. T., & Nurwati, N. (2020). Pengaruh perkawinan muda terhadap ketahanan keluarga. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 7 (1), 90-99. doi: https://doi.org/10.24198/jppm.v7i1.28141.
Badan Pusat Statistik Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2016). Pembangunan ketahanan keluarga. CV. Lintas Khatulistiwa.
Bahfiarti, T. (2016). Komunikasi keluarga (suatu pendekatan keberlanjutan regenerasi anak petani Kakao di Provinsi Sulawesi Selatan). Kedai Buku Jenny.
Brignall, T. W., & Van Valey, T. (2005). The impact of internet communications on social interaction. Sociological Spectrum, 25(3), 335–348. https://doi.org/https://doi.org/10.1080/02732170590925882.
Cahyaningtyas, A. (2016). Pembangunan ketahanan keluarga. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Cangara, H. (2019). Pengantar ilmu komunikasi. Rineka Cipta.
Darmastuti, R., Bajari, A., Martodirdjo, H. S., & Maryani, E. (2016). Gethok tular, pola komunikasi gerakan sosial berbasis kearifan lokal masyarakat Samin di Sukolilo. Jurnal Aspikom, 3(1), 104–118. http://dx.doi.org/10.24329/aspikom.v3i1.103.
Departemen Sosial, R. I. (2006). Memberdayakan kearifan lokal bagi komunitas adat terpencil. Departemen Sosial RI.
Effendy, O. U. (1990). Ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fathoni, N. (2017). Strategi komunikasi model Sang Nabi. Gramedia.
Hasan, M. I. (2002). Pokok-pokok materi metodologi penelitian dan aplikasinya. Ghalia Indonesia.
Hasanah, U., & Martiastuti, K. (2018). Interaksi keluarga sebuah tinjauan teoritis dan aplikatif. Karima.
Iqbal, M. (2020). Psikologi pernikahan: Menyelami rahasia pernikahan. Gema Insani.
Khotimah, K. (2013). Pengamalan nilai Sipakatau, Sipakalibbi, Sipakainge, di lingkungan Forum Komunikasi Mahasiswa Bone-Yogyakarta. Thaqafiyyat: Jurnal Bahasa, Peradaban Dan Informasi Islam, 14(2), 202–229. Retrieved from http://ejournal.uin-suka.ac.id/adab/thaqafiyyat/article/view/1167.
Kraut, R., Patterson, M., Lundmark, V., Kiesler, S., Mukophadhyay, T., & Scherlis, W. (1998). Internet paradox: A social technology that reduces social involvement and psychological well-being? American Psychologist, 53(9), 1017–1031. https://doi.org/10.1037//0003-066x.53.9.1017.
Kuntaraf, K. L., & Kuntaraf, J. (2003). Komunikasi keluarga: Kunci kebahagiaan anda (Cet-3). Indonesia Publishing House.
Kurnianto, R. (2016). Kearifan lokal sebagai media komunikasi membangun peradaban unggul. Prosiding Seminar Nasional FISIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 741–749. Retrieved from http://eprints.umpo.ac.id/2969/1/Artikel%20Semnas%20FISIP.pdf.
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2005). Theories of human communication (8th ed.). Thomson Learning Inc. Wadsworth, Belmont.
Martin, J. N., & Nakayama, T. K. (2003). Intercultural communication in contexts (3rd ed.). Mayfield.
Martono, N. (2011). Metode penelitian kuantitatif: Analisis isi dan analisis data sekunder. RajaGrafindo Persada.
Maulana, A. (2004). Kamus ilmiah populer. Penerbit Absolut.
Nasution, K. (2013). Hukum perkawinan I: Dilengkapi perbandingan UU negara muslim kontemporer. ACAdeMIA + TAZZAFA.
Pasha, L., & Syuropati, M. A. (2011). Butir-butir kearifan Jawa: Sumber Inspirasi kearifan lokal. Azna Books.
Pratikto, R. G. (2017). Komunikasi keluarga dan media baru (studi kasus pergeseran pola komunikasi keluarga pada masyarakat urban di Jakarta). Inter Komunika, 2(1), 28–46. doi: http://dx.doi.org/10.33376/ik.v2i1.14.
Puspitawati, H. (2012). Gender dan keluarga: Konsep dan realita Indonesia. IPB Press.
Puspitawati, H., Herawati, T., & Sarma, M. (2018). Reliabilitas dan validitas indikator ketahanan keluarga di Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia, 13(1), 1–14. https://doi.org/https://doi.org/10.14203/jki.v13i1.283.
Rizak, M. (2018a). Peran pola komunikasi antarbudaya dalam mencegah konflik antar kelompok agama. Islamic Communication Journal, 3(1), 88–104. doi: https://doi.org/10.21580/icj.2018.3.1.2680.
Rizak, M. (2018b). Pola komunikasi antarbudaya antara masyarakat Syiah Nuruts Tsaqolain dan masyarakat Sunni Semarang [Tesis Magister, UIN Walisongo Semarang]. Walisongo Institutional Repository. http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/8681/.
Safitri, A., & Suharno, S. (2020). Budaya siri’ na pacce dan sipakatau dalam interaksi sosial masyarakat Sulawesi Selatan. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 22(1), 102–111. doi: https://doi.org/10.25077/jantro.v22.n1.p102-111.2020.
Setiyadi, D. B. P. (2012). Pemahaman kembali local wisdom etnik Jawa dalam Tembang Macapat dan pemanfaatannya sebagai media pendidikan budi pekerti bangsa. Magistra, 24(79), 71. Retrieved from http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/view/48/9.
Suhartini. (2009). Kajian kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. 206–218. Retrieved from https://eprints.uny.ac.id/12149/1/Bio_Suhartini2%20UNY.pdf.
Sulistyo, A. D., & Setyawan, D. (2016). Strategi pembangunan berbasis kearifan lokal. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 5(3). https://doi.org/https://doi.org/10.33366/jisip.v5i3.252.
Sumadi, E. (2016). Dakwah dan media sosial: Menebar kebaikan tanpa diskrimasi. Komunikasi Penyiaran Islam, 1(1), 173–190. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21043/at-tabsyir.v1i2.2912.
Syaifuddin, M., Turatmiyah, S., & Yahanan, A. (2016). Hukum perceraian. Sinar Grafika.
Tresnawaty, B. (2020). Prinsip kearifan lokal Sabilulungan dalam pengembangan strategi kehumasan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(2), 229–248. doi: http://dx.doi.org/10.15575/cjik.v4i2.10566.
Turnomo, R. (2013). Konstruksi teori komunikasi berbasis kearifan lokal. Avatar Garde, 1, 73–85. Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/40978/.
Watie, E. D. S. (2016). Komunikasi dan media sosial (communications and social media). Jurnal The Messenger, 3(2), 69–74. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26623/themessenger.v3i2.270.
Wulandari, R., & Rahmi, A. (2018). Relasi interpersonal dalam psikologi komunikasi. Islamic Communication Journal, 3(1), 56–73. doi: https://doi.org/10.21580/icj.2018.3.1.2678.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright
The copyright of the received article shall be assigned to the journal as the publisher of the journal. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles. Therefore, the author must submit a statement of the Copyright Transfer Agreement.*)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
In line with the license, authors and third parties (readers, researchers, and others) are allowed to share and adapt the material only for non-commercial purposes. In addition, the material must be given appropriate credit, provided with a link to the license, and indicated if changes were made. If authors and third parties (readers, researchers, and others) remix, transform or build upon the material, they must distribute their contributions under the same license as the original.
*) Authors whose articles are accepted for publication will receive confirmation via email to send a Copyright Transfer Agreement.