TVRI Yogyakarta in the era of disruption: Maintaining the existence of cultural wisdom through the broadcast of "Canthing

Shinta Nurrohmah*  -  Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
Akhmad Rifa'i  -  Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia

(*) Corresponding Author

The existence of social media, which intensively displays similarities with television shows, has resulted in the decline of the television industry. Thus shifting the tastes of the younger generation by offering modern trends rather than local culture. This also happened on local Republic of Indonesia television, such as TVRI Yogyakarta. This article aims to reveal TVRI Yogyakarta's strategy for maintaining cultural wisdom through the Canthing program amid an era of media disruption. Data was obtained through observation, interviews, and documentation related to research. The results of this research show that TVRI Yogyakarta's strategy in maintaining the existence of the Canthing program is through the use of professional human resources, packaging the program with the main content of Javanese culture, methods of approaching and involving the youth community and socializing the program through advertisements on various TVRI Yogyakarta programs. by using social media as a form of divergence, convergence, and cyclone methods. TVRI Yogyakarta tries to provide innovations in the programs presented according to current developments so that they continue to be in demand by the current generation and beyond. This study contributes to the development of theories and concepts of the function of media as a cultural medium, which is also the orientation of Islamic communication.

 ***

Eksisnya media sosial yang gencar menampilkan kemiripan dengan tayangan televisi mengakibatkan menurunnya industri pertelevisian sehingga menggeser selera generasi muda dengan penawaran trend modern daripada budaya lokalnya. Hal tersebut juga terjadi di televisi lokal Republik Indonesia seperti TVRI Yogyakarta. Tulisan ini bertujuan untuk membongkar bagaimana strategi TVRI Yogyakarta dalam menjaga eksistensi kearifan budaya di tengah era disrupsi media melalui program Canthing. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang terkait dengan penelitian. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa strategi TVRI Yogyakarta dalam mempertahankan eksistensi program Canthing melalui penggunaan sumber daya manusia yang profesional, pengemasan program dengan mengusung konten utama budaya Jawa, metode pendekatan dengan melibatkan komunitas anak muda, dan sosialisasi program melalui iklan pada berbagai program acara TVRI Yogyakarta dengan pemanfaatan media social sebagai bentuk dari metode divergensi, konvergensi, dan siklon. TVRI Yogyakarta berusaha memberikan inovasi baru terhadap program-program yang disajikan sesuai perkembangan zaman sehingga terus diminati oleh generasi masa kini dan seterusnya. Studi ini berkontribusi bagi pengembangan teori dan konsep fungsi media sebagai sarana kebudayaan, yang juga menjadi orientasi dari komunikasi Islam.

Keywords: Media disruption; local cultural wisdom; TVRI Yogyakarta.

  1. APJII. (2018). Penetrasi & profil perilaku pengguna internet Indonesia. Apjii. https://apjii.or.id/.
  2. Billah, Z. M., & Nuraeni, R. (2021). Strategi televisi lokal dalam mempertahankan eksistensinya: Studi deskriptif pada televisi lokal Radar TV tasikmalaya. E -Proceeding of Management, 8 (1), 752-764. https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/management/article/view/14409.
  3. Bogaerts, E. (2017). Mediating the local: Representing Javanese cultures on local television in Indonesia. Journal of Southeast Asian Studies, 48 (2), 196–218.
  4. Caropeboka, R. M., Arini, S., Suharto., & Minasty, D. (2021). The role of the media in preserving local culture: A phenomenographic study of Rentak Ulu Melayu in TVRI programs in the era of transformation and globalization. Proceedings of International Conference on Communication Science, 2(1), 212-217. http://dx.doi.org/10.29303/iccsproceeding.v2i1.90.
  5. Hendro, F., Setiawan, T., & Setiawati, D. (2021). Mempertahankan eksistensi tradisi tungguk tembakau melalui media sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi, 19(1), 78. https://doi.org/10.31315/jik.v19i1.3918.
  6. Kohar, W., & Usman. (2015). Representasi nilai-nilai budaya dalam LPP lokal. Al-Munir: Jurnal Ilmiah Dakwah dan Komunikasi, 6 (1), https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/almunir/article/view/622/0.
  7. KPIDDIY. (2016). Lembaga Penyiaran Publik (TVRI Stasiun Yogyakarta). Kpid.Jogjaprov. http://kpid.jogjaprov.go.id/lembaga-penyiaran/lembaga-penyiaran-publik/.
  8. Kuswara, J. (2021). Lunturnya Budaya Indonesia.
  9. McQuail, D. (2010). McQuail’s mass communication theory. Sage Publication Moleong.
  10. Morissan. (2008). Manajemen media penyiaran: Strategi mengelola radio dan televisi. Kencana.
  11. Murtiadi, M. (2019). Strategi kreatif produser dalam mempertahankan eksistensi program mission X Transtv. J-Ika, 6(1), 11–23. https://doi.org/10.31294/kom.v6i1.5197.
  12. Nurchayati, Z. (2017). Televisi sebagai media komunikasi massa dan pengaruhnya. Jurnal Sosial, 16(2), 59-78. https://unmermadiun.ac.id/ejurnal/index.php/sosial/article/viewFile/46/79.
  13. Putra, R. A. (2019). Tantangan media massa dalam menghadapi era disrupsi teknologi informasi. Jusifo, 5(1), 1–6. https://doi.org/10.19109/jusifo.v5i1.5003.
  14. Raco, J. (2010). Qualitative research methods of its type, character, and advantages. PT. Grasindo.
  15. Rakhmat, J. (1992). Retorika modern: Pendekatan praktis. Rosdakarya.
  16. Romadlono, N. Y. (2020). Tantangan TV lokal di era disrupsi media. Islamic Communication Journal, 5(2), 175-184. https://doi.org/10.21580/icj.2020.5.2.6107.
  17. Rukajat, A. (2012). Qualitative research approach. Deepublish.
  18. Saputro, D. P., & Aji, G.G. (2018). Eksistensi televisi lokal dan pelestarian budaya: Studi kasus pada Sigi TV Tulungagung. The Commercium, 1(2), 104-107. Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/Commercium/article/view/26949.
  19. Surokim. (2015). Managing the local TV in East Java service area, Indonesia: Focus on the strategic triangle. Communication Sphere, 1(1), 83–91. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/241241-managing-the-local-tv-in-east-java-servi-a76fd6c8.pdf.
  20. TVRI Yogyakarta. (2022). Naskah program Canthing.
  21. Wibowo, F. (2007). Teknik produksi program televisi. Pinus Book Publisher.
  22. Wicaksono, M. A., Patricia W, A., & Maryana, D. (2021). Pengaruh fenomena tren Korean Wave dalam perkembangan fashion style di Indonesia. Jurnal Sosial-Politika, 2(2), 74–85. https://doi.org/10.54144/jsp.v2i2.35.
  23. Widiatmaka, P. (2022). Strategi menjaga eksistensi kearifan lokal sebagai identitas nasional di era disrupsi. Pancasila: Jurnal Keindonesiaan, 2(2), 136–148. https://doi.org/10.52738/pjk.v2i2.84.
  24. Yuko, H. B., & Wahid, U. (2021). Strategi produser dalam mempertahankan eksistensi program outlook di media lokal Kemuning TV Karawang. Jurnal Pantarei, 5 (2), 1-9. https://jom.fikom.budiluhur.ac.id/index.php/Pantarei/article/view/662.

Open Access Copyright (c) 2023 Islamic Communication Journal
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Islamic Communication Journal
Published by the Department of Islamic Communication and Broadcasting
Faculty of Da'wa and Communication UIN Walisongo Semarang
Jl Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Phone: +62 858-6727-8693 (Admin ICJ)
Website: https://fakdakom.walisongo.ac.id/

ISSN: 2541-5182 (Print)
ISSN: 2615-3580 (Online)


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

 
apps