Hubungan Kelekatan dengan Teman Sebaya dan Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan

Syahrani Paramitha Kurnia Illahi*  -  Universitas YARSI, Jakarta, Indonesia
Sari Zakiah Akmal  -  Universitas YARSI, Jakarta, Indonesia

(*) Corresponding Author

Abstract: Issues related to emotions and low emotional intelligence, such as lack of emotions, and unstable and excessive negative emotions happened in many adolescents living in orphanages. One factor that may influence emotional intelligence is the non-family environment such as peer-attachment. This research aimed to explore the relationship between peer-attachment and emotional intelligence in adolescents living in orphanages. This research used quantitative research method, with questionnaires as measuring scales. Participants in this research were 104 adolescents living in orphanages in DKI Jakarta with the age range of 12-18 years old and collected using incidental sampling. Spearman’s results showed that value r = 0,221 (ρ = 0,024 < 0,05) and could be interpreted as a significantly positive relationship existing between peer-attachment and emotional intelligence in adolescents living in orphanages.

Abstrak: Masalah yang berkaitan dengan emosi dan kecerdasan emosi yang rendah seperti keadaan haus emosi serta emosi negatif yang tidak seimbang dan berlebihan banyak dijumpai pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi adalah faktor lingkungan non-keluarga seperti kelekatan dengan teman sebaya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan dengan teman sebaya dan kecerdasan emosi pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Penelitian dijalankan  menggunakan penelitian kuantitatif dengan kuesioner sebagai alat ukur. Subjek penelitian berjumlah 104 remaja yang tinggal di panti asuhan wilayah DKI Jakarta dengan rentang usia 12-18 tahun diperoleh dengan menggunakan teknik incidental sampling. Penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman dengan r = 0,221 (ρ = 0,024; ρ < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kelekatan dengan teman sebaya dengan kecerdasan emosi pada remaja yang tinggal di panti asuhan.

Keywords: peer-attachment; emotional intelligence; orphaned adolescents

  1. Aditiyo Suratman, L. R. C. (2013). Hubungan kualitas peer attachment dengan konsep diri pada remaja Depok. Jakarta: Universitas Bina Nusantara. Retrieved from http://eprints.binus.ac.id/27921/1/2012-2-00075-PS Abstrak001.pdf
  2. Aisha, D. L. (2014). Hubungan antara religiusitas dengan Resiliensi Pada Remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  3. Bukhori, B. (2008). Zikir al-Asma’al-Husna solusi atas problem agresivitas remaja. Semarang: Rasail Media.
  4. Crain, W. (2007). Teori perkembangan: Konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  5. Deborah J. Laible, Gustavo Carlo, M. R. (2000). The Differential Relations of Parent and Peer Attachment to Adolescent Adjustment. Journal of Youth and Adolescence, 29(1), 45–59. https://doi.org/10.1023/A:1005169004882
  6. Desmita. (2012). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  7. Gay C. Armsden, M. T. G. (1987). The Inventory of Parent and Peer Attachment : Individual Differences and Their Relationship to Psychological Well-Being in Adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 16(5), 427–428.
  8. Goleman, D. (2015). Kecerdasan emosional: Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  9. Gullone & Robinson. (2005). Inventory of Parents and Peer Attachment-Revised.
  10. Hanimar, Y. (2015). Gambaran kecerdasan emosi pada anak yang tinggal di panti asuhan Darussaudah Aceh. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Retrieved from http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=15679
  11. Hidayati, N. L. (2014). Hubungan antara self-esteem dengan resiliensi pada remaja di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  12. J.A. Feeney, & P. N. (1966). Adult attachment. Thousand Oaks: Sage Publication.
  13. Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan statistika modern untuk ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
  14. Oktafia, S. (2008). Hubungan antara dukungan teman sebaya dengan kebermaknaan hidup pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  15. Pasaribu, L. J. (2007). Pola asuh, tingkat kecerdasan emosi dan prestasi belajar anak sekolah dasar yang tinggal di panti asuhan dan keluarga. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
  16. Rahma, A. N. (2011). Hubungan ffikasi diri dan dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi Islam, 8(2), 231–246.
  17. Rasyid, M. (2012). Hubungan antara Peer Attachment dengan Regulasi Emosi Remaja yang Menjadi Siswa di Boarding School SMA Negeri 10 Samarinda. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Perkembangan, 1(03), 1–7.
  18. Rochmat. (2010). Peningkatan kecerdasan emosional anak melalui pendekatan agama di panti asuhan Darul Hadlonah Semarang. Semarang: IAIN Walisongo Semarang.
  19. Santrock, J. W. (2007). Psikologi pendidikan. Jakarta: Kencana.
  20. Sarwono. (2003). Psikologi remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  21. Singh, S. (2004). Development of a Measure of Emotional Intelligence. Psychological Studies, 49(2–3), 136–141.
  22. Sunjoyo, D. (2012). Aplikasi SPSS untuk smart riset. Bandung: Alfabeta.

Open Access Copyright (c) 2017 Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Faculty of Psychology and Health, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Jl. Prof. Dr. HAMKA, Kampus III, Tambakaji Ngaliyan Semarang 50185 Central Java - Indonesia
website: fpk.walisongo.ac.id

 
Visitor Statistics
apps