Mindfulness dan Kesejahteraan Psikologis pada Remaja

Wenita Cyntia Savitri  -  Universitas YARSI, Jakarta
Ratih Arruum Listiyandini*  -  Universitas YARSI, Jakarta, Indonesia

(*) Corresponding Author

Abstract: During adolescence, individuals experience various changes physically, psycho­logically, and socially, which may bring issues that can potentially disrupt adolescents’ psychological well-being. The aim of this study was to analyze the influence of a tendency for being present in the moment, or trait mindfulness, on psychological well-being among adolescents. The sample for this study was 200 adolescents living in Greater Area of Jakarta, collected by incidental sampling. This study used an adapted Child and Adolescent Mindfulness (CAMM) Scale to measure trait mindfulness and an adapted Scale of Psychological Well-being (SPWB) to measure six dimensions of psychological well-being. Data is analyzed by regression analysis. Regression results indicated that trait mindfulness has positive and significant contribution in every dimension of psychological well-being in adolescents, specifically on environmental mastery. The implication of this research will be discussed in the end of the paper.

Abstrak: Remaja mengalami perbedaan dan perubahan secara fisik, psikis, maupun sosial sehingga, dapat memunculkan beberapa masalah-masalah yang dapat mengganggu kesejahteraan psikologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari kemampuan untuk memberi perhatian penuh, yang disebut sebagai mindfulness, terhadap kesejahteraan psikologis pada remaja. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 200 orang remaja di wilayah Jabodetabek, yang dipilih dengan menggunakan teknik incidental sampling. Penelitian menggunakan adaptasi skala Child and Adolescent Mindfulness Measure (CAMM) untuk mengukur mindfulness dan adaptasi skala Scale of Psychological Well-being (SPWB) untuk mengukur keenam dimensi kesejahteraan psikologis. Data dianalisa meng­gunakan uji regresi. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa mindfulness berperan positif dan signifikan terhadap setiap dimensi kesejahteraan psikologis pada remaja, khususnya pada dimensi penguasaan lingkungan. Implikasi dari hasil penelitian akan dijelaskan di bagian akhir.

Keywords: mindfulness; psychological well-being; adolescence

  1. Aprilia, N., & Indrajati, H. (2014). Hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku tawuran pada remaja laki-laki yang pernah terlibat tawuran di SMK “B‟ Jakarta. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 3(1), 1-11.
  2. Baer, R. A., Smith, G. T., Hopkins, J., Krietemeyer, J., & Toney, L. (2006). Using self-report assessment methods to explore facets of mindfulness. Assessment, 13(1), 27-45.
  3. Bluth, K., & Blanton, P. W. (2014). Mindfulness and self-compassion: Exploring pathways to adolescent emotional kesejahteraan. Journal of child and family studies, 23(7), 1298-1309.
  4. Brebahama, A., & Listyandini, R. A. (2016). Gambaran tingkat kesejahteraan psikologis penyandang tunanetra dewasa muda. Mediapsi, 2(1), 1-10.
  5. Darmayanti, N. (2015). Meta-analisis: gender dan depresi pada remaja. Jurnal Psikologi, 35(2), 164-180.
  6. Dodge, K. A., & Garber, Judy. (2001). The development of emotional regulation and dysregulation. Cambridge: Cambridge University Press.
  7. Gani, I. & Amalia, S. (2015). Alat analisis data: aplikasi statistik untuk penelitian bidang ekonomi dan sosial. Yogyakarta: Andi.
  8. Hurlock, E. B. (2006). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.
  9. Husnasuri. (2006). Hubungan antara konflik interpersonal dengan motivasi berprestasi pada remaja. Skripsi: Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
  10. Kabat-Zinn, J. (1994). Where you go there you are: Mindfulness meditation in everyday life. New York: Hyperion.
  11. Haviland, J. M., & Lewis, M. (Eds.). (1993). Handbook of emotions. Guilford Press.
  12. Lakoy, F. S. (2009). Kesejahteraan psikologis perempuan bekerja dengan status menikah dan belum menikah. Jurnal Psikologi, 7(2), 71-80.
  13. Megawati, E. (2015). Hubungan antara perilaku prososial dengan kesejahteraan psikologis pada remaja. Skripsi Universitas Udayana.
  14. Misero, P. S., & Hawadi, L. F. (2012). Adjustment problems dan kesejahteraan psikologis pada siswa akseleran (Studi korelasional pada SMPN 19 Jakarta dan SMP Labschool Kebayoran Baru). Jurnal Psikologi PITUTUR, 1(1), 65-76.
  15. Myers, S. (2003). Reflections on Reflecting: How self awarness promotes personal growth. The Person-Centered Journal: Vol. 10. University of New Brunswick. Frederickton, Canada.
  16. Neff, K.D. (2012). The Science of self compassion: Compassion and wisdom in psychotherapy, New York: Guildford Press.
  17. NCCA.(2009). National council for curriculum and assesment: Creatchuraclam na luathotge (the early childhood curriculum framework). Dublin.
  18. Nisfianoor, M. (2009). Pendekatan statistika modern untuk ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
  19. Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2008). Human development (Psikologi Perkembangan edisi kesebilan). Jakarta: Kencana.
  20. Prasetya, E. (2015). Kasus bullying SMA 70, Diakses dari http://www.merdeka.com/ tag/b/bullying-sman-70-jakarta/ pada tanggal 29 November, 2015.
  21. Purba, A.D. (2014). Dampak kenakalan remaja dalam perspektif kriminologi di kota medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatra Utara.
  22. Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2008). Self-determination theory and the role of basic psikologis needs in personality and the organization of behavior. Handbook of personality: Theory and research, 3, 654-678.
  23. Ryff, C. D., & Keyes, C. L. M. (1995). The structure of psychological well-being revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 69(4), 719.
  24. Santrock,J.W. (2008).Psikologi pendidikan, edisi kedua.Jakarta: Prenada Media Group.
  25. Saptanigsih.M. (2008). Hubungan konsep diri dengan interaksi sosial pada siswa SMP Pasundan 12 Bandung. Jurnal Psikologi. Universitas Padjajaran.
  26. Sari, A. T. O., Ramdhani, N., & Eliza, M. (2003). Empati dan perilaku merokok di tempat umum. Jurnal Psikologi, 30(2), 81-90.
  27. Sarwono,S.W. (2000). Pengantar psikologi umum. Jakarta: Bulan bintang.
  28. Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung: Alfabeta.
  29. Sunjoyo, S. (2013). Aplikasi SPSS untuk smart riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.
  30. Sulastoyo,P. (2011). Mindfulness dan depresi pada remaja putri. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Mercu Buana.
  31. Syamsu,Y. (2006). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  32. Totlund, M.(2014). Leadership development program- useful? Which influenze/impact have leadership development programs had to your development as a leader?. Departement of adult learning and counselling. Norwegia University of Science and Technology.
  33. Walker, J. (2002). Teens in distress series adolescent stress and depression, Minnesota University. Availablefrom: http://www.extension.umn.edu/distribution/youthde velopment/DA3083.html.
  34. Weare, K. (2014). Evidence for mindfulness: Impacts on the well-being and performance of school staff.
  35. Wells, I.E. (2010). Psychological well-being. New York: Nova Science Publishers,Inc.
  36. West, A. (2008). Mindfulness and well-being in adolescence: An exploration of four mindfulness measures with an adolescent sample (Unpublished doctoral dissertation). Mount Pleasant, MI: Central Michigan University.

Open Access Copyright (c) 2017 Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Faculty of Psychology and Health, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Jl. Prof. Dr. HAMKA, Kampus III, Tambakaji Ngaliyan Semarang 50185 Central Java - Indonesia
website: fpk.walisongo.ac.id

 
Visitor Statistics
apps