Kajian Etnosains Tradisi Maauwo di Danau Bakuok Sebagai Sumber Pembelajaran Biologi

Aldeva Ilhami*  -  Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia
Revi Syahvira  -  Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia
Ukhti Maisarah  -  Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia
Diniya Diniya  -  Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia

(*) Corresponding Author
Pembelajaran  biologi  tidak  dapat  dipisahkan  dengan  konteks lingkungan termasuk kearifan lokal. Tradisi maauwomerupakan kegiatan  penangkapan  ikan  hanya  boleh dilakukan  sekali  dalam 1  tahun   di  kabupaten  kampar. Tujuan  penelitian  ini  adalah menganalisis   dan merekonstruksi   pengetahuan   sains   ilmiah dari tradisi maauwo. Penelitian ini menggunakan  pendekatan kualitatif berbasis etnosains dengan metode  wawancara  dan  observasi. Analisis  data  menggunakan model  Miles-Huberman  yang  meliputi  reduksi  data,  penyajian data,  penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian  menunjukkan  bahwa  tradisi maauwo sebagai  salah bagian dalam   sistem   pengelolaan   sumber   daya   perairan   di danau bakuok. Masyarakat   dilarang   mengambil   ikan   dalam periode  tertentu,  dilarang  untuk  menyentrum  maupun  meracuni ikan  serta  menanami  sawit  di  tepi  danau  bakuok.  Penerapan aturan tersebut memiliki nilai konservasi   lingkungan untuk menjaga keseimbangan  ekologi  di  danau  bakuok. Kearifan lokal maauwodi danau bakuok memiliki potensi  sebagai sumber belajar biologi pada materi pelestarian    ekosistem dan pencemaran lingkungan.

Keywords: pembelajaran biologi; kearifan lokal; maauwo; etnosains

  1. Battiste, M. (2005). Indegenous Knowledge: Foundation for First Nations. University of Saskatchewan.
  2. Brata, I. B. (2016). Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa. Jurnal Bakti Saraswati, 05(01). http://jurnal.unmas.ac.id/index.php/Bakti/article/view/226
  3. Diskominfo. (2020). Informasi Umum Provinsi riau. https://www.riau.go.id/home/content/61/data-umum
  4. Elsera, M. (2019). Suku Laut di Dusun Linau Batu Desa Tanjungkelit, Kabupaten Lingga Provinsi Kepri. Sosioglobal : Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi, 3(2), 1. https://doi.org/10.24198/jsg.v3i2.21054
  5. Harefa, A. R. (2017). Pembelajaran Fisika Di Sekolah Melalui Pengembangan Etnosains. Jurnal Warta Edisi, 53, 1–18.
  6. Hergenhanh, B. R., & Olson, M. H. (2008). Teories of Learning (7 ed). Kencana.
  7. Irawan, B., & Muhartati, E. (2019). Identifikasi Nilai Etnosains pada Kearifan Lokal Berkarang dan Menyondong Ikan Pada Masyarakat Pesisir Bintan. Pedagogi Hayati, 3(1), 53–58. https://doi.org/10.31629/ph.v3i1.1595
  8. Mulyani, M., & Julianto, J. (2019). Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal Sebagai Bentuk Integratif Pendidikan Karakter. EduStream: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 35–42. https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpd/article/view/6261
  9. Oktavianti, I. (2018). Media Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Refleksi Edukatika, 8(2).
  10. Pieter, J. (2017). Pembelajaran IPA Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Solusi Pengajaran IPA di Daerah Pedalaman Provinsi Papua. https://www.researchgate.net
  11. Rahayu, W. E., & Sudarmin. (2015). Pengembangan Modul Ipa Terpadu Berbasis Etnosains Tema Energi Dalam Kehidupan Untuk Menanamkan Jiwa Konservasi Siswa. Unnes Science Education Journal, 4(2), 919–926.
  12. Rahmi, D. A., & Rosdiana, L. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Media Science Story Berbasis Etnosains. Ejournal-Pensa, 6(2), 108–113.
  13. Snively, G., & Corsiglia, J. (2001). Discovering Indigenous Science : Implications for Science Education. National Association of Research in Science Teaching.
  14. Sudjana, N., & Rivai, A. (2007). Teknologi Pengajaran. Sinar Baru Algesindo.
  15. Taufiq, M., Siswoyo, H., & Anggara, W. (2013). Pengaruh Tanaman Kelapa Sawit Terhadap Keseimbangan Air Hutan (Studi Kasus Sub Das Landak, Das Kapuas). Jurnal Teknik Pengairan, 4(1). https://jurnalpengairan.ub.ac.id/index.php/jtp/article/view/180
  16. Thamrin, H. (2014). Revitalisasi Kearifan Lokal Melayu Dalam Menjaga Harmonisasi Lingkungan Hidup. TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama, 6(1), 90–106.
  17. Tillery, B., Enger, E. D., & Ross, F. C. (2011). Integrated science. McGraw-Hill.
  18. Yuliana, I. (2017). Pembelajaran Berbasis Etnosains Dalam Mewujudkan Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar. ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(2015), 98–106.

Open Access Copyright (c) 2020 Bioeduca : Journal of Biology Education
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Bioeduca: Journal of Biology Education
Published by Department of Biology Education, Faculty of Science and Technology UIN Walisongo Semarang, Indonesia
Jl Prof. Dr. Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Phone: +62 812-2359-1990
Website: https://journal.walisongo.ac.id/index.php/BIOEDUCA/index
Email: bioeduca@walisongo.ac.id

ISSN: 2714-8009 (Print)
ISSN: 2715-7490 (Online)


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

apps