The religious study gathering model of Maiyah Cahyo Sumebar as a form of inclusive communication in building religious harmony in Sukoharjo

Authors

DOI:

https://doi.org/10.21580/icj.2025.10.1.25482

Keywords:

Strategy, Inclusive Communication, religious study gathering group, Maiyah Cahyo Sumebar, religious tolerance

Abstract

The religious study gathering (pengajian) of Maiyah Cahyo Sumebar in Sukoharjo represents a model of religious gathering that adopts an inclusive communication approach to promote interreligious harmony within a pluralistic society. Set against a socio-religious backdrop populated by diverse Islamic organizations such as NU, Muhammadiyah, LDII, MTA, alongside non-Muslim communities, this religious forum serves as an open spiritual dialogue space for all segments of society. This study aims to describe the Maiyah Cahyo Sumebar gathering model as a form of inclusive communication in strengthening religious harmony. Employing a descriptive qualitative method, data were collected through interviews, observations, and documentation. The findings reveal that this gathering model accommodates the principles of inclusivity through mutual respect, appreciation, cooperation, and interfaith solidarity. Mutual respect is reflected in the content of the sermons, which avoids triggering sectarian or theological conflicts. Collaboration involves residents, including non-Muslim figures, in organizing committees and event implementation. Social activities, such as charitable donations to the underprivileged, also play a significant role in fostering interfaith solidarity. This model embodies the principle of equality in socio-religious life, echoing the message of QS. Al-Hujurat (49:13), which encourages people to know one another amidst their differences. Therefore, Maiyah Cahyo Sumebar’s study gathering functions not only as a spiritual forum but also as a model of inclusive communication that nurtures interreligious harmony in a multicultural setting like Sukoharjo.

*****

Pengajian Maiyah Cahyo Sumebar di Sukoharjo merupakan model pengajian yang mengusung pendekatan komunikasi inklusif dalam membangun kerukunan beragama di tengah masyarakat yang majemuk. Dengan latar sosial keagamaan yang dihuni oleh beragam organisasi masyarakat Islam seperti NU, Muhammadiyah, LDII, MTA, serta komunitas non-muslim, pengajian ini tampil sebagai ruang dialog spiritual yang terbuka bagi semua kalangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model Pengajian Maiyah Cahyo Sumebar sebagai wujud komunikasi inklusif dalam penguatan kerukunan umat beragama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pengajian ini mengakomodasi prinsip inklusivitas melalui sikap saling menghormati, menghargai, bekerjasama, dan tolong-menolong antarkelompok agama. Sikap saling menghormati tampak dalam materi pengajian yang tidak memicu konflik antarmazhab atau keyakinan. Kerjasama melibatkan warga lokal, termasuk tokoh non-muslim, dalam pembentukan panitia dan penyelenggaraan kegiatan. Kegiatan sosial seperti santunan kepada fakir miskin juga menjadi bagian dari upaya memperkuat solidaritas lintas iman. Model pengajian ini mencerminkan prinsip kesetaraan dalam kehidupan sosial-keagamaan, sebagaimana semangat QS. Al-Hujurat (49:13), yang mendorong manusia untuk saling mengenal dalam perbedaan. Oleh karena itu, Pengajian Maiyah Cahyo Sumebar tidak hanya berfungsi sebagai ruang spiritual, melainkan juga sebagai model komunikasi inklusif dalam merawat kerukunan beragama di wilayah multikultural seperti Sukoharjo.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Daulay, H. (2019). Toleransi tanpa batas: Outlook agamawan dan kebijakan migrasi Suku Batak Kristen ke pedalaman Duri Bengkalis. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran Dan Dakwah Pembangunan, 3(1), 1–28. https://doi.org/10.14421/jpm.2019.031-01.

Elkarimah, M. F. (2020). Kerukunan antarumat beragama di Kampung Sawah, Bekasi: Potret masyarakat madani. Human Narratives, 1(2), 55–65. https://doi.org/10.30998/hn.v1i2.180.

Eunike, P., & Putrawan, B. K. (2021). Membangun toleransi antar umat beragama sebagai tanggung jawab sosial kehidupan kekristenan di era pandemi Covid 19: Studi kasus masyarakat Rusunawa Rawabebek. Pusaka, 9(2). https://doi.org/10.31969/pusaka.v9i2.527.

Farida, A. (2018). Pendirian rumah ibadat pasca PBM Nomor 9 Dan 8 Tahun 2006 dan kerukunan umat beragama (Kasus pendirian gereja di Kota Bandung, Jawa Barat). Harmoni, 16(2), 374–392. https://doi.org/10.32488/harmoni.v16i2.5.

Fitria, R. (2019). Komunikasi multikultural dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Bengkulu Tengah. Manhaj: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 3(2), 1. https://doi.org/10.29300/mjppm.v3i2.2366.

Gandhi, A. M. (2020). Komunikasi interpersonal dalam menjaga kerukunan beragama. Al-Hikmah Media Dakwah, Komunikasi, Sosial Dan Kebudayaan, 11(2), 54–61. https://doi.org/10.32505/hikmah.v11i2.2541

Ghufron, G. (2020). Relasi Islam-Kristen: Studi kasus di Desa Tegalombo, Pati, Jawa Tengah. Progresiva : Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 9(1), 1. https://doi.org/10.22219/progresiva.v9i1.12516.

Hasanudin, H. (2018). Kerukunan masyarakat multikultur di Desa Banuroja, Gorontalo. Al-Qalam, 24(1), 18. https://doi.org/10.31969/alq.v24i1.465.

Hasibuan, S. (2019). Strategi Komunikasi dalam resolusi konflik umat beragama di Kota Tanjung Balai. Mukadimah: Jurnal Pendidikan, Sejarah, Dan Ilmu-Ilmu Sosial, 3(1), 42–51. https://doi.org/10.30743/mkd.v3i1.1001.

Hutapea, R. H., & Iswanto, I. (2020). Potret pluralisme agama dalam masyarakat di Kota Kupang. Dialog, 43(1), 99–108. https://doi.org/10.47655/dialog.v43i1.363.

Ipansyah, M., Jalaluddin., Bahran., Sarmadi, A.S., Nadiyah., & Karimuddin. (2024). Implementasi nilai dakwah melalui toleransi beragama di Pondok Pesantren. Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama, 19(1), 71–91. https://doi.org/10.21111/attadib.v19i1.11968.

Ismail, I., Abidin, A., & Lukman, L. (2019). The efforts of the office of the Religious Affairs of South Palu in resolving marriage conflicts. International Journal of Contemporary Islamic Law and Society, 1(1), 52–72. https://doi.org/10.24239/ijcils.vol1.iss1.5.

Kamaluddin, K. (2021). Konsep Agama-agama dalam membina kerukunan antar umat beragama. Studia Sosia Religia, 3(2), 1–15. https://doi.org/10.51900/ssr.v3i2.8875.

Kesuma Wardani, R. W. (2020). Harmoni dalam perbedaan: Komunikasi antarbudaya pada masyarakat transmigran di Kampung Bali Kabupaten Musi Rawas. Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah Dan Kemasyarakatan, 24(1), 1–12. https://doi.org/10.15408/dakwah.v24i1.15485.

Kherid, M. N., & Wisnaeni, F. (2019). Pluralism justice system dalam penyelesaian masalah kebebasan beragama. Masalah-Masalah Hukum, 48(4), 385. https://doi.org/10.14710/mmh.48.4.2019.385-392.

Mahyuddin032, M. (2020). Peran strategis IAIN Ambon dan IAKN Ambon Dalam merawat toleransi sosial dan moderasi beragama di Ambon Maluku. Kuriositas: Media Komunikasi Sosial Dan Keagamaan, 13(1), 103–124. https://doi.org/10.35905/kur.v13i1.1410.

Marendah, R. K. E. (2023). Metodologi penelitian kualitatif. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Muchith, M. S. (2015). Membangun komunikasi edukatif. At-Tabsyir: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 3(1), 178. https://doi.org/10.21043/at-tabsyir.v3i1.1657.

Nurhasanah, S. (2021). Integrasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk membentuk karakter toleran. Al-Hasanah : Islamic Religious Education Journal, 6(1), 133–151. https://doi.org/10.51729/6135.

Nuriyanto, L. K. (2018). Modal sosial dalam membingkai kerukunan umat beragama di Surakarta (Studi kasus di Kecamatan Serengan dan Jebres). Al-Qalam, 24(2), 271. https://doi.org/10.31969/alq.v24i2.477.

Nuruddin, S. (2018). Kiprah setengah abad Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) Papua: Membangun harmoni beragama melaui dunia pendidikan. Al-Qalam, 24(1), 65. https://doi.org/10.31969/alq.v24i1.457.

Pangkey, M. P. (2020). Kerukunan umat beragama di Desa Mopuya: Kajian teologi kerukunan Islam, Kristen, dan Hindu. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology), 5(2), 151. https://doi.org/10.24114/antro.v5i2.15004.

Sabara, & Kodina, E. Y. (2020). Religion harmony in the thought and practice of Islamic religious group in Jayapura. Jurnal Multikultural & Multireligius, 19(2), 297–310.

Saleh, A., & Sihite, M. (2020). Strategi komunikasi untuk program corporate social responsibility dalam pemberdayaan masyarakat. Jurnal Interaksi : Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(1), 98–105. https://doi.org/10.30596/interaksi.v4i1.4134.

Setiawan, D., Permata Hartanto, R. V., & Muchtarom, M. (2019). Penguatan nilai-nilai toleransi oleh Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Pusat sebagai upaya menjaga kerukunan antar umat beragama di Kota Surakarta. PKn Progresif: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Kewarganegaraan, 14(1), 29. https://doi.org/10.20961/pknp.v14i1.34784.

Suarnada, I. G. M. (2019). Peranan pemuda Hindu dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Desa Toinasa, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso. Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu, 10(1), 11–16.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kualitatif. Alfabeta.

Tsaniyah, N. (2018). Kerukunan umat beragama dari segi hadits (Problematika epistemologis). Journal of Islamic World and Politics, 2(2). https://doi.org/10.18196/jiwp.2224.

Downloads

Published

2025-06-13 — Updated on 2025-06-13

Versions

How to Cite

Khoiriyah, K. (2025). The religious study gathering model of Maiyah Cahyo Sumebar as a form of inclusive communication in building religious harmony in Sukoharjo. Islamic Communication Journal, 10(1), 91–106. https://doi.org/10.21580/icj.2025.10.1.25482

Issue

Section

Articles

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.