Pengembangan Modul Kimia Berbasis Teaching Factory pada materi Redoks Terintegrasi Kompetensi Keahlian Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur

Khoerussani Nur Fahmi*  -  Islamic State University Walisongo Semarang, Indonesia

(*) Corresponding Author
Penelitian ini didasarkan karena kurangnya sumber belajar kimia yang dihubungkan dengan materi kejuruan SMK serta didasarkan pada pembelajaran teaching factory yang diterapkan di sekolah belum berjalan maksimal karena tidak ada produk yang dihasilkan dalam pembelajaran kimia. Tujuan penelitian ini ialah menghasilkan modul pembelajaran kimia berbasis teaching factory pada Materi Redoks Terintegrasi Kompetensi Keahlian Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur serta untuk mengetahui kualitas modul yang dikembangkan. Penelitian pengembangan ini menggunakan jenis penelitian RnD (Research and Development) dengan model pengembangan 4D yang dikembangkan oleh Thiagarajan meliputi tahapan define, design, develop, dan disseminate. Tetapi pada penelitian ini hanya sampai pada tahap develop bagian initial testing. Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMK Negeri 7 Semarang kompetensi keahlian TFM. Hasil uji kualitas modul menunjukkan bahwa modul dikategorikan sangat layak oleh validator materi dan media dengan nilai koefisien Aiken’s V sebesar 0,89. Hasil respon angket tanggapan peserta didik dikategorikan baik dengan nilai skor rata-rata  83,11. Berdasarkan data tersebut, modul kimia berbasis teaching factory terintegrasi kompetensi kahlian TFM dinyatakan layak untuk digunakan.

Keywords: integrasi kejuruan, kimia SMK, modul kimia, redoks, teaching factory, teknik fabrikasi logam dan manufaktur

  1. Alptekin, S.E., Pouraghabagher, R., McQuaid, P., dan Waldorf, D. 2001. Teaching Factory. Proceedings of the American Society for Engineering Education Annual Conference & Exposition. Washington: American Society for Engineering Education.
  2. Anggraini, F. F. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Minyak Bumi Terintegrasi Konteks Kejuruan Untuk Siswa SMK Program Teknik Otomotif. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY.
  3. Arfiyanti, K. S., Dardiri, dan Nyoto, A. 2016. Pengaruh Program Pembelajaran Teaching Factory dan Kinerja Guru Terhadap Sikap Kewirausahaan Siswa SMK Tata Busana. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kejuruan. Malang: Universitas Negeri Malang.
  4. Astutik, T. P. 2017. Identifikasi Konsep Sukar dan Kesalahan Konsep Reaksi Redoks. Jurnal Zarah, 5(1), 22-28.
  5. Azwar, S. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  6. BSNP. 2014. Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran. Jakarta:BSNP.
  7. Dejong, O., Acampo, J., dan Verdonk, A. 1995. Problems in Teaching the Topic of Redox Reactions: Actions dan Conceptions of Chemistry Teachers. Journal Of Research In Science Teaching, 32(10), 1097-1110.
  8. Direktorat SMK. 2016. Revitalisasi Pendidikan Vokasi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
  9. Faraday, S., Overton, C., dan Cooper, S. 2011. Effective teaching dan learning in vocational education. London: LSN.
  10. Hasanudin. 2016. Siswa SMK Siap Jawab Tantangan MEA. Diakses tanggal 18 Desember 2018 dari http://www.jberita.com/275066/hasanudin-optimis peserta didik-smk-siap-jawab-tantangan-mea/
  11. Hidayat, D. 2011. Model Pembelajaran Teaching Factory untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Dalam Mata Pelajaran Produktif. Jurnal Ilmu Pendidikan, 17(4), 270-278.
  12. Lamancusa, J. S., Zayas, J. L., Soyster, A. L., Morell, N., dan Jorgensen, J. 2008. The Learning Factory: Industry-Partnered Active Learning. Journal of Engineering Education, 97(1), 5–11.
  13. Lestari, I. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Kompetensi). Padang: Akademi Permata.
  14. Prastowo, A. 2014. Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
  15. Pratiwi, R I. 2017. Pengembangan Modul Pembelajaran Kontekstual Berbasis Multiple Representations pada Materi Fluida Statis. Skripsi. Lampung: Universitas Lampung.
  16. Quinn, T. T. 2013. An Investigation of Curriculum Integration In A Vocational School Setting: A Qualitative Study. Northeastern University. Tesis. Boston: Northeastern University.
  17. Retnawati, H. 2016. Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Sarana Publishing.
  18. Risdiana, T., Hidayat, D., dan Suherman, A. 2014. Meningkatkan Hardskills Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah. Journal of Mechanical Engineering Education, 1(1), 154–161.
  19. Siswanto, I. 2011. Pelaksanaan Teaching Factory untuk Meningkatkan Kompetensi dan Jiwa Kewirausahaan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Seminar Nasional Wonderful Indonesia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
  20. Sudjana, N. dan Rifa’i, A. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
  21. Thiagarajan. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children A sourcebook. Indiana University, Bloomington: Indiana.
  22. Widodo, W. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Elektrokimia. Jurnal Pena Sains, 4(2), 80–87.
  23. Wiseman, F. L. 1981. The Teaching of College Chemistry. Journal of Chemical Education, 58(6), 484-485.
  24. Wiyarsi, A. 2017. Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Kimia Terintegrasi Konteks Kejuruan Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru SMK di DIY. JPMS, 1(2), 70–76.

Open Access Copyright (c) 2019 Journal of Educational Chemistry (JEC)
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Journal of Educational Chemistry (JEC)
Published by Chemistry Education Department of Science and Technology Faculty, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Indonesia
Jl Prof. Dr. Hamka Km. 01 Kampus III Ngaliyan Semarang 50185
Phone: 6285640307383
Website: http://fst.walisongo.ac.id/
Email: jec@walisongo.ac.id

ISSN: 2715-3029 (Print)
ISSN: 2685-4880 (Online)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

Get a feed by atom here, RRS2 here and OAI Links here

 
apps