Pelaksanaan Terapi Wicara dan Terapi Sensori Integrasi pada Anak Terlambat Bicara

Sunanik Sunanik*  -  Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Samarinda, Indonesia

(*) Corresponding Author

Abstract The background of this research is the idea that a speech and language disorder is the causes of developmental disorders that are commonly found in children. Such disorder increases rapidly. Some reports put a number of speech and lan-guage disorder in the ranges from 5-10% in school children. This makes the speech delay as the most common disorder in childhood, so that quick treatment and appropriate therapy are highly needed for children with speech delay. The therapies made are speech therapy and sensory integration. The implementation of speech therapy and sensory integration should be given to children as early as possible. Speech therapy and sensory integration in children with speech delay have important role in determining the child's language development and motor skills. Inclusive education is education that puts all learners with special needs in the regular school day. In this kind of education, teachers have full responsi-bility for learners with special needs.

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi bahwasanya gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pa-da anak. Gangguan ini semakin hari tampak semakin meningkat pesat. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5-10% pada anak sekolah. Hal ini menjadikan keterlambatan bicara adalah kelain-an yang paling umum terjadi pada masa anak-anak, sehingga diperlukan pena-nganan yang cepat dan terapi yang sesuai dengan kebutuhan dan tentunya yang terbaik bagi anak-anak terlambat bicara. Di antaranya adalah terapi wicara dan sensori integrasi. Pelaksanaan Terapi wicara dan sensori integrasi hendaknya diberikan kepada anak sedini mungkin. Terapi wicara dan sensori integrasi pada anak terlambat bicara mempunyai peranan penting dan menentukan perkem-bangan bahasa dan motorik anak selanjutnya.

Keywords: speech therapy; sensory integration therapy;terapi wicara; terapi integrasi sensorik

  1. AH Markum, 1991, Gangguan perkembangan berbahasa, Da-lam: Markum, Ismael S, Alatas H, Akib A, Firmansyah A, Sastroasmoro S, editor, Buku ajar ilmu kesehatan anak, Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
  2. Augustyn M, Parker S, Zuckerman B, 2005, Developmental and behavioral Pediatrics (2nd ed):Language Delays, Philadel-phia: Lippincott Williams & Wilkins.
  3. Blum NJ, Baron MA, 1997, Speech and language disorders. In: Schwartz MW, ed, Pediatric primary care: a problem oriented approach, St. Louis: Mosby.
  4. Danah Zohar & Ian Marshall, 2002, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (terj.) Rahmani Astuti, Bandung: Mizan.
  5. Delphie, Bandi, 2009, Pendidikan Anak Autis, Yogyakarta: Intan Sejati.
  6. HAllahan dkk, Daniel P, 2009, Exceptional Learners: An Introduction to Special Education, Boston: Pearson Education Inc.
  7. Hatch, Cindy, Sensory Integration (http://www.autism.org/s-i.html), Akses: 1 April 2012.
  8. Hurlock, Elizabeth B., 2008, Perkembangan Anak, edisi keenam, McGraw-Hill: Erlangga.
  9. IG. Ranuh , 2002, Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Jakar-ta : Sagung Seto.
  10. Ikatwi, Kode Etik Terapi Wicara, http://ikatwipusat.tripod.com/ko-deetik.htm, diakses tanggal 08 April 2012, jam 09.55 WIB.
  11. Judarwanto, Widodo, Faktor resiko gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak, lihat di http://speech-clinic.wordpress.com/2010/04/24/faktor-resiko-gangguan-perkembangan-bicara-dan-bahasa-pada-anak/, diakses tanggal 10 Juni 2012, jam 12.30 WIB.
  12. -----, Keterlambatan bicara – Speech delay. www.keterlambatan-bicara.blogspot.com. 2008, Diakses pada tanggal 14 maret 2012 jam 10.45 WIB.
  13. -----, Penyebab Gangguan Bicara dan Bahasa, lihat di http://speechclinic.wordpress.com/2009/06/28/penyebab-gangguan-bicara-dan-bahasa-2/, diakses tanggal 24 Juni 2012, jam 11.20 WIB.
  14. Liaw, F & Brooks-Gunn. J., 1994, Cumulative familial risks and low birthweight children’s cognitive and behavioral development. Journal of Clinical Child Psychology
  15. Mansur, 2009, Pendidikan Anak Usia
  16. Marimba, Ahmad D., 1996, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Bayan.
  17. Maulana, Mirza, 2007, Anak Autis: Mendidik Anak Autis dan Gangguan Mental Lain Menuju Anak Cerdas dan Sehat, Yogyakarta: Katahati.
  18. Mudlofir, Ali, Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2004 Bidang Studi PAI: Implementasi Mustwkupang, Terapi Wicara, http://mustwkupang.blogspot.com/2012/01/terapi-wicara.html, diakses tanggal 09 Mei 2012, jam 10.21 WIB.
  19. Pasiak, Taufiq, 2002, Revolusi IQ/EQ/SQ: Antara Neurosains dan Al-Qurán, Bandung: Mizan.
  20. Terry B. Hancock, Tina L. Stanton-Chapman, Derek A. Chapman, Ann P. Kaiser, 2004, Cumulative Risk and Low-Income Children’s Language Development. Topics in Early Childhood Special Education, Vol. 24, No. 4.
  21. Undang-Undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, Jakarta: Depdiknas.
  22. Widhiarso, Wahyu, Pengaruh Bahasa Terhadap Pikiran: Kajian Hipotesis Benyamin Whorf dan Edward Saphir, 2005, diakses dari http://widhiarso,staff.ugm.ac.id files hubungan-antara-bahasa-dan pikiran.pdf pada taggal 8 April 2012 pukul 09.12 WIB.
  23. www.putera kembara.com, diakses tanggal 30 Mei 2012, jam 10.23 WIB
  24. Y. Handoyo, 2009, Autisme pada anak: Menyiapkan Anak Autis untuk Mandiri dan Masuk Sekolah Reguler dengan Metode ABA Basic, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
  25. Yehosua, dkk., 2002, “Terapi Sensori Integrasi, Okupasi dan Wicara untuk Mengoptimalkan Kemampuan Anak Autis” Makalah seminar, Semarang: P2GPA.

Open Access Copyright (c) 2016 Nadwa

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 INDEXED BY

Journal Terindex di CrossrefJournal Terindex di LeidenJournal Terindex di MorarefJournal Terindex di Google ScholarJournal Terindex di GarudaJournal Terindex di Base

View My Stats
apps