Signifikansi Paradigma Pendidikan Kritis dalam Dunia Posrealitas

Gianto Gianto*  -  Sekolah Tinggi Agama Isam Negeri Samarinda, Indonesia

(*) Corresponding Author

New world as a result of the development of science and technology mutakhir makes sign no longer reflect reality. Representation is no longer associated with the truth. The new world was built by various forms of distortion of reality, free game mark, meaning irregularities and artificiality meaning. The new world was built by many reality distortions, the free sign game, the deviation and appear-ance of meaning. A new reality world draws a metamorphosis which is got by human, from what mentioned as a reality condition, turn to post-reality. The post-reality will not effect at all to human if the critical awareness of human is kept on. Yet, if the critical awareness of human has been eroded, the human has artificial awareness. Actually, the post-reality is not a threat for human’s life if the critical awareness is kept on. Yet, if the critical awareness of human is erod-ed, human will be pressed and dominated by post-reality world.

Abstrak

Dunia baru akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir menjadikan tanda tidak lagi merefleksikan realitas. Representasi tidak lagi berkaitan dengan kebenaran. Dunia baru itu dibangun oleh berbagai bentuk dis-torsi realitas, permainan bebas tanda, penyimpangan makna dan kesemuan mak-na. Dunia realitas baru tersebut melukiskan sebuah metamorfosis yang dialami oleh manusia, dari apa yang disebut sebagai kondisi realitas, ke arah apa yang disebut sebagai kondisi posrealitas (post-reality). Realitas dunia posrealitas ter-sebut tidak akan berdampak apa-apa terhadap manusia jika fakultas kesadaran kritis manusia tetap terjaga, akan tetapi jika fakultas kritis manusia telah terde-gradasi maka yang akan terjadi adalah manusia yang berkesadaran artifisial. Sebenarnya posrealitas bukanlah sebuah ancaman bagi kehidupan manusia se-jauh fakultas kritis manusia masih terjaga dengan baik, akan tetapi jika fakultas kritis manusia telah terdegradasi maka yang terjadi adalah manusia yang tertin-das dan terdominasi oleh dunia posrealitas.

Keywords: critical education; posreality; pendidikan kritis; posrealitas

  1. Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
  2. Bakker, Anton dan Ahmad Charis Zubair. 1990. Metodologi Penulisan Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
  3. Baudrillan. 2011. Masyarakat Konsumsi, terj. Wahyunto. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
  4. Baudrillard, Jean. 1994. The Illusion of the End. London: Polity Press.
  5. Danesi, Marcel. 2011. Pesan, Tanda dan Makna Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. terj. Evi Setyarini dan lusi Lian Piantari. Yogyakarta: Jalasutra.Faqih, Masour. 2011. Runtuhnya Teori Pembangunan dan globalisasi. Yogyakarta: Insist Press.
  6. Freire, Paulo. 2009. Menggugat Pendidikan fundamentalisme, Konservatif, liberal, Anarkis: Pendidikan yang Membebaskan, Pendidikan yang Memanusiakan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  7. H.A.R. Tilaar Dkk. 2011. Pedagogik Kritis: Perkembangan, Substansi, dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
  8. H.A.R. Tilaar. 2009. Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineka Cipta.
  9. ------, 2012. Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Pedagogik Transformatif untuk Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
  10. Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju
  11. Nuryatno, M. Agus. 2008. Mazhab Pendidikan Kritis; Menyingkap Relasi Pengetahuan, Politik dan Kekuasaan. Yogyakarta: Resist Book
  12. Oxford Advanced Leaner’s Dictionary. New York: Oxford University Press.
  13. Pepperel, Robert. 2009. Posthuman; Kompleksitas Kesadaran, Manusia dan Teknologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
  14. Pilian, Yasraf Amir. 2004. Posrealitas (Realitas kebudayaan dalam era posmetafisika). Yogyakarta: Jalasutra.
  15. ------, 1998. Sebuah Dunia yang Dilipat: Realitas Kebudayaan Menjelang Milinium Ketiga dan Matinya Posmodernisme. Bandung: Mizan.
  16. Prayogo, Imam. 2003. Metodologi Penelitian Sosial dan Agama. Bandung: Rosda Karya.
  17. Rawls, John. 2006. Teori Keadilan: Dasar-Dasar Filsafat Politik untuk Mewujudkan Kesejahteraan Sosial dalam Negara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  18. Reality. 1995. The quality of being real or of resembling sth that is real: the lifelike reality of his paintings. Lihat, A S Hornby.
  19. Sianipar, Gading J. 2005. Tubuh dan Kesadaran dalam Budaya Imajinasi: Penafsiran atas Budaya Masyarakat yang Diserbu Oleh Teknologi dan Media Komunikasi, Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
  20. Smith, William A. 2008. Conscientizacao Tujuan Pendidikan Paulo Freire. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  21. Soyomukti, Nurani. 2010. Teori-Teori Pendidikan; Tradisional, (Neo) Lib-eral, Marxis-Sosialis, Posmodern. Jogjakarta: Ar-Ruzz Me-dia.
  22. St. Sunardi. 2011. Nietzche. Yogyakarta: LkiS.
  23. Sugiono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta.
  24. Sutrisno, Mudji & Hendar Purwanto. 2005. Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
  25. ------, 2005. Identitias Budaya Manusia Indonesia, Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Open Access Copyright (c) 2016 Nadwa

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 INDEXED BY

Journal Terindex di CrossrefJournal Terindex di LeidenJournal Terindex di MorarefJournal Terindex di Google ScholarJournal Terindex di GarudaJournal Terindex di Base

View My Stats
apps